Selasa, 08 Maret 2011

SEMIOTIKA ( ilmu tentang tanda )

Semiotik atau semiologi merujuk pada ilmu yang sama. Istilah semiologi lebih banyak digunakan di Eropa sedangkan semiotik sering digunakan oleh para ilmuwan Amerika. Semiotik sendiri berasal dari bahasa Yunani, “same semeiotikos/semeion yang berarti "tanda" "sign" dalam Bahasa Inggris. Semiotik adalah ilmu yang mempelajari sistem tanda, seperti: bahasa, kode, signal, dsb.

Semiotik biasanya didefinisikan sebagai teori filsafat umum berkenaan dengan produksi tanda-tanda dan simbol-simbol yang merupakan bagian dari sistem kode yang digunakan untuk mengkomunikasikan informasi. Semiotik meliputi tanda-tanda visual dan verbal serta tactile dan olfactory (semua tanda atau sinyal yang bisa diakses dan bisa diterima oleh seluruh indera yang kita miliki) ketika tanda-tanda tersebut membentuk sistem kode yang secara sistematis menyampaikan informasi atau pesan secara tertulis terhadap kegiatan dan perilaku manusia.


PERKEMBANGAN SEMIOTIK


Perintis awal semiotik adalah Plato yang memeriksa mengenai asal muasal bahasa.


Aristoteles mencermati kata benda dalam bukunya "Poetics dan On Interpretation", dimana ada perbedaan mendasar antara tanda alami (natural) dan tanda yang disepakati (konvensional).

(350-430) St. Agustinus mengembangkan teori tentang signal data (tanda konvensional), dimana persoalan tanda menjadi obyek pemikiran filosofis.

(1285–1349) William of Ockham, OFM, mempertajam studi tanda menjadi mental, pribadi, dan publik.

(1632–1740) John Locke melihat eksplorasi tanda akan mengarah pada terbentuknya basis logika baru. Hal ini tertuang dalam karyanya, "An Essay Concerning Human Understanding". (1690)

(1857-1913) Ferdinand de Saussure adalah Bapak Linguistik Modern dan Semiotika yang berasal dari Swiss. Konsepnya adalah perbedaan tanda bahasa menjadi dua aspek, yaitu signifiant (memaknai) dan signifie (dimaknai). Dalam semiologi Saussure berpendapat bahwa bahasa sebagai "suatu sistem tanda yang mewujudkan ide" dapat dibagi menjadi dua unsur: langue (bahasa), sistem abstrak yang dimiliki bersama oleh suatu masyarakat yang digunakan sebagai alat komunikasi, dan parole (ujaran), realisasi individual atas sistem bahasa. Tanda liguistik (antara penanda dan petanda) bersifat arbiter, tanda dapat bekerja karena ada difference, artinya dapat dibedakan berdasarkan tanda- tanda lainnya atau terdapat perbedaan.


Tiga konsep dasar semiotik menurut Charles Sanders Peirce ( seorang filsuf dan juga seorang ahli logika dan Peirce memahami bagaimana manusia itu bernalar)

1. Sintaksis

Mempelajari hubungan antara tanda dan hubungan tidak terbatas pada sistem yang sama. Contoh: teks dan gambar dalam wacana iklan merupakan dua sistem tanda yang berlainan, akan tetapi keduanya saling bekerjasama dalam membentuk keutuhan wacana iklan.

2. Semantik

Mempelajari hubungan antara tanda, objek, dan interpretasinya, ketiganya membentuk

hubungan dalam melakukan proses semiotis, konsep ini akan digunakan untuk melihat

hubungan tanda-tanda dalam iklan, dalam hal ini tanda non-bahasa yang mendukung

keutuhan wacana.

3. Pragmatik

Mempelajari hubungan antara tanda, pemakai tanda, dan pemakai tanda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar